Ragam Warna Kehidupan Mahasiswa

Label:

Istilah “MAHASISWA” merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai sejak saya duduk dibangku SMP, melihat seseorang yang telah menjadi mahasiswa pada “layar kaca” sangat menggugah jiwa untuk segera mencapai cita-cita tersebut. Kehidupan mahasiswa yang ada pada “layar kaca” merupakan suatu kesenangan hidup yang tiada tara, contohnya seperti masuk kuliah dengan pakaian “bebas”, masuk atau tidak pada jam perkuliahan bukanlah masalah, dan banyak lagi kesenangan yang diiming-imingkan “layar kaca” apabila telah menjadi mahasiswa.

Namun, Setelah saya menduduki jabatan sebagai mahasiswa, semua halusinasi saya terhadap istilah mahasiswa yang ada pada “layar kaca” seolah-olah hilang dan punah, semua berubah drastis seakan ingin melepaskan jabatan mahasiswa dari kehidupan saya. Namun, setelah mendapatkan hidayah dari ALLAH SWT, saya baru sadar bahwa menjadi mahasiswa bukan hanya semata-mata untuk mencari kesenangan belaka, semua yang ada dibenak saya selama ini terhadap mahasiswa semuanya salah besar, dan akhirnya saya memulai meluruskan niat untuk menjadi mahasiswa yang bermoral dan berakhlak mulia.

Semester satu hingga tiga saya menjalani kehidupan sebagai mahasiswa seolah-olah seperti musik yang dimainkan dengan satu nada, MONOTON. Segala aktivitas saya hanya dilimpahkan untuk kepentingan akademik, hingga seakan lupa dengan “dunia luar” yang begitu indah apabila kita pandai dalam menakhodai diri. Suatu saat terlintas difikiran, apabila gaya hidup seperti ini terus dipertahankan, apakah dapat menjamin keberhasilan dimasa yang akan datang?, kemudian hati ini berbisik “tentu saja tidak” dan fikiranpun bergejolak untuk menyatakan “tidak”, sebab kita manusia sebagai “makhluk sosial” tentu membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan tolong menolong, serta agama Islam pun mengajarkan untuk saling bersilaturahmi kepada sesama. Hingga akhirnya saya mencoba untuk merubah gaya hidup dengan cara berinteraksi dan bersilaturrahmi dengan yang lainya, salah satu contohnya ialah dengan bergabung pada sebuah organisasi kampus yang kebetulan sangat senada dengan hobi saya (musik) yaitu Sanggar Kasimiyah.

Pada organisasi ini saya dapat berekspresi sesuai dengan nada diri saya. Kebersamaan, kerjasama, tanggung jawab, dan banyak hal yang saya dapatkan dari organisasi ini. Pengalaman berharga untuk diri saya dari organisasi ini adalah mampu menggiring saya untuk perform akustik disalah satu toko buku terbesar di Pekanbaru, yaitu Gramedia Pekanbaru dan pengisi acara akustik pada acara Communication Day 2015 UIN SUSKA RIAU. Tidak hanya itu, kekecewaan pun sempat melintas diperasaan ini, salah satunya seperti gagal perform disalah satu acara, rasa sedih dan amarah seakan melumuri hati dan perasaan, namun hal itu mampu disamarkan oleh gurauan canda teman yang ada pada saat itu.

Hempasan ombak yang sangat deras dirasakan pada saat semester empat, lima, hingga enam. Aktivitas akademik yang membuat saya harus lebih ekstra dalam memanajemen diri, dimana kesibukan mata kuliah, kerja praktek, aktivitas organisasi, bercampur aduk hingga mewaspadai diri agar tidak lalai dalam hal-hal penting. Aktivitas rutin yang dijalani pada saat itu adalah bimbingan kerja praktek, project mata kuliah, dan aktivitas organisasi, semua berjalan seperti air yang mengaliri sungai tiada henti. Namun demikian semua itu terlewati dengan lancar berkat doa yang diiringi usaha serta ridho orang tua yang menemani.

Hingga semester tujuhpun tiba, yang mana ada harapan bahagia akan kedatangan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan ada pula keresahan hati terhadap SKRIPSI yang segera menghantui. Mental, fisik, dan fikiran harus dipersiapkan hingga matang bak “persiapan tentara yang akan berperang” untuk menghadapi kegiatan yang ada disemester senior ini. Walau demikian, semua kegiatan-kegiatan ini harus tetap dijalani karena kegiatan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

KKN yang saya jalani kurang lebih selama dua bulan setengah, berlokasi disalah satu daerah yang ada di Provinsi RIAU lebih tepatnya di Kab. Indragiri Hilir, Kec. Reteh, Kel, Madani. Semua aktivitas yang dilakukan terasa begitu indah hingga seakan lupa dengan dunia akademik yang dijalani selama ini. Banyak sekali kenangan, pelajaran, suka duka kehidupan yang didapatkan, semua akan tersimpan kekal difikiran dan tak terlupakan. Selama menjalani masa KKN banyak aktivitas rutin yang kami jalani, akan tetapi yang paling berkesan adalah mengajar kesekolah-sekolah yang ada pada Kel. Madani. Jarak antara posko dan sekolah-sekolah tidaklah dekat, kami harus menempuh jarak kurang lebih dua kilo meter, menyebrangi hutan terang, dan apabila hujan jalan yang ada dilokasi menjadi becek dan licin.

Perasaan terkejut, sedih, miris, bangga seakan menjadi satu ketika pertama kali melihat disuatu kelas (Sekolah Dasar) hanya terdapat tiga orang murid, keadaan membuat tercengang setelah kami melihat kondisi seperti ini, namun kami sangat bangga melihat semangat juang yang diperlihatkan adik-adik tersebut, walau hujan mereka tetap pergi sekolah, walau hujan mereka tetap semangat untuk belajar, dan walau hujan mereka tetap semangat dalam menggapai cita-cita. Hal ini seakan menyapa kami agar harus selalu bersyukur dengan apa yang kami rasakan sekarang, semua saling bertolak belakang antara kondisi yang ada pada lokasi KKN dengan kondisi yang kami rasakan selama ini, dan hal ini menjadi pelajaran berharga yang saya dapatkan selama KKN.

Setelah KKN selesai, waktunya untuk pulang kembali ke daerah perjuangan kami yaitu kampus tercinta, rasa sedih melumuri hati ini untuk meninggalkan lokasi KKN yang pasti dirindukan, air mata yang tak terbendung lagi hingga keluar untuk melampiaskan kesedihan, serta peluk erat yang kami berikan untuk tanda bukti kekeluargaan, kondisi cuaca pun mengikuti kesedihan yang kami rasakan, entah kapan akan bersua kembali seperti masa yang telah dilalui, kalimat “keinginan untuk mengulang kembali kejadian yang pernah terjadi” yang kami namakan “Rindu”. Rindu pasti akan menghampiri perasaan dan hati ini ketika kita tidak bersama lagi.

Setelah melewati masa-masa yang sangat luar biasa, tibalah saatnya saya untuk memulai menjalankan skripsi, semua persyaratan yang harus dilengkapi untuk pendaftran skripsi sudah saya persiapkan semua dengan matang, hingga memasukkan judul untuk penelitian skripsi yang akan saya jalani. Setelah beberapa minggu, tibalah saatnya pengumuman kelulusan judul skripsi yang saya ajukan tadi, dan Alhamdulilah judul skripsi yang saya ajukkan berhasil lolos untuk tahap proses.

Proses bimbingan untuk menyelesaikan skripsi pun saya jalani bersama pembimbing skripsi saya, pada tahap ini lah rasa suka dan duka yang teramat terasa yang dialami hampir setiap mahasiswa. Banyak kondisi dirasakan oleh setiap mahasiswa yang sedang ataupun yang telah melewati fase ini, contoh kecilnya adalah susah dalam mencari referensi, dosen pembimbing sedang berada diluar kota, menunggu dosen pembimbing dengan tidak ada kepastian sedikitpun dari dosen yang bersangkutan dan masih banyak lagi hal-hal yang dirasakan oleh mahasiswa pada fase ini.

Namun, hal inilah yang dikatakan dengan proses, semua yang dirasakan baik itu suka maupun duka harus tetap dijalani dengan ikhlas untuk menggapai semua cita-cita. Pepatah mengatakan “Barang siapa yang menanam, maka dia lah yang akan menuai”, pepatah tersebut yang selalu menemani saya dalam menjalani proses kehidupan. Semoga pada fase ini saya dapat menjalankan semuanya dengan lancar hingga pada akhir jabatan saya sebagai mahasiswa nantinya. Amin ya robbala’lamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah berkunjung di blog DinDra,,semoga Pemirsa semua senang berada diblog DinDra,,Saran dan Komentar yang baik sangat membangun dalam penulisan artikel berikutnya.
Berkomentarlah sesuai kriteria :
1. Tidak menggunakan kata-kata kasar / mencaci .
2. Tidak menjadi SPAMMER.
3. Dilarang berkomentar yang mengandung SARA dan Pornografi.
4. Saling menghargai sesama

 
Copyright © DinDra 2015 | Designed by DinDra
/* nomer halaman */